Kamis, 30 Januari 2014

jenis jenis lensa kamera

hey gan,ini jenis jenis lensa buat kamera agan (y)
semoga bermanfaat .


1. Lensa Kamera Manual
Lensa Manual KameraLensa manual kamera digunakan untuk kamera manual juga (SLR). Pengoperasian lensa ini serba manual, dari mulai menentukan titik fokusnya, sampai menentukan diafragmanya. Kebanyakan ciri fisik dari lensa manual bisa dilihat dari body nya yang terbuat dari besi dan yang jelas tidak ada tombol atau swit pengganti auto fokusnya.
Pada era sekarang, lensa manual juga bisa digunakan pada kamera digital, tetapi harus memodifikasi mount lensa manual tersebut agar dapat terpasang pada kamera digital. Keunggulan lensa manual ini adalah body nya yang kuat, serta jika menemukan titik fokus yang pas maka hasil nya akan sangat tajam.
2. Lensa Kamera Digital
Lensa Kamera DigitalLensa kamera digital digunakan untuk kamera digital atau kamera DSLR ( Digital Single Lens Reflect ). Pengoperasian lensa digital ini bisa manual ataupun otomasis, karena terdapat tombol auto focusnya. Tetapi jika menggunakan pada mode auto focus, jangan sekali-kali memutar cincin autofokus nya, karena akan merusak lensa digital tersebut.
Ciri dari lensa kamera digital biasanya terbuat dari bahan sejenis plastik, mempunyai fitur autofokus dan yang pasti digunakan di kamera digital. Keunggulan pada lensa ini tentu pada fitur autofocusnya di bandingkan dengan lensa manual.

Jenis Lensa Kamera Menurut Fungsi dan Focal Length nya

Berikut ini adalah jenis-jenis lensa menurut fungsinya dan focal length nya, bisa dijadikan referensi jika sobat ingin membeli lensa baru. Jangan salah pilih ya.
1. Lensa Kamera Standar / Normal
Lensa Canon Fix 50mmLensa kamera standar atau normal memilik focal length antara 35mm – 70mm. Yang paling umum dari lensa standar adalah lensa yang memiliki focal length 50mm ( seperti lensa Fix canon 50mm f1.8). Karena lensa yang focal length nya 50mm, pandangannya sama dengan mata manusia.
Lensa standar atau normal biasanya digunakan untuk dokumentasi dan street fotografi, dimana seorang fotografer dituntun untuk bergerak cepat dan mengambil foto yang menarik. Keuntungan dari lensa kamera ini adalah tidak terlalu besar dan mudah dibawa kemana-mana.
2. Lensa Kamera Medium Telephoto
Lensa CanonEF 100mm USMLensa kamera medium Telephoto memilik focal length antara 80mm – 135mm. Jangkauan fokus antara 80-135mm hampir selalu digunakan oleh fotografer untuk memotret portrait atau model. karena pada focal lengt tersebut tidak mungkin terjadi distorsi.
Lensa kamera fix pada jenis lensa kamera medium telephoto ini adalah kamera yang ideal untuk memotret portrait atau model. Karena seperti yang dikatakan tadi tidak akan terjadi distorsi. Lensa Canon EF 100mm f/2.8 Macro USM adalah contoh dari salah satu jenis lensa kamera medium telephoto.
3. Lensa Kamera Telephoto
Lensa Canon EF 200mm IS USM f2LLensa kamera Telephoto memilik focal length antara 135mm dan 300mm. Ciri lensa ini panjang, lensa ini memiliki jangkauan yang lumayan jauh. Sehingga fungsi di buatnya kamera ini adalah untuk fotografi olah raga ataupun fotografi satwa liar.
Kenapa lensa telephoto digunakan untuk fotografi olah raga atau fotografi satwa liar? karena tidak mungkin jika kita seorang fotografer olahraga ingin menggambil sebuak olah raga motogp misal dan kita memotret harus mendekat sampai kelintasan ? atau pun jika kita di hutan ingin memotret singa dan kita harus mendekat ke singa tersebut ? Salah satu contoh dari lensa telephoto adalah Lensa Canon EF 200mm IS USM f/2L.
3. Lensa Kamera Super Telephoto
 Lensa AF-S NIKKOR 300mm f2.8G ED VR IILensa kamera Super Telephoto memilik focal length lebih dari 300mm. Ciri lensa ini panjang, dan sering dibutuhkan tripod lensa untuk menopang bagian depan lensa yang terlalu panjang. Dan yang perlu diingat, harga dari lensa super telephoto ini juga sangant superrr sekale..
Fungsi dari Lensa Kamera Super Telephoto sama dengan lengsa kamera telephoto, yaitu untuk fotografi olahraga dan fotografi satwa liar. Lensa kamera super telephoto digunakan jika seorang fotograer menginginkan lensa yang lebih dari telephoto. Salah satu contoh dari lensa super telephoto adalah Lensa AF-S NIKKOR 300mm f/2.8G ED VR II .
4. Lensa Kamera Wide Angle
Lensa Tokina AT-X 116 Pro DX lensLensa kamera Wide Angel memilik focal length dibawah 20mm. Seperti namanya, Lensa kamera wide angle ini memiliki daya tangkap yang lebar. Lensa ini akan menghasilkan distorsi gambar.
Fungsi dari lensa kamera wide angle adalah untuk memotret pemandangan, memotret arsitektur, terkadang juga digunakan untuk memotret sekumpulan orang banyak. Sering kita mendengar kata Fotografi Landscape, fotografi landscape cocok sekali menggunakan jenis lensa wide angle ini. Salah satu contoh dari lensa wide angle adalah Lensa Tokina AT-X 116 Pro DX lens.
5. Lensa Kamera Fisheye
Lensa Canon EF 8-15mm f4L fisheye USMLensa Kamera Fisheye merupakan lensa yang spesial. Lensa Kamera Fisheye biasanya memiliki focal length  antara/dibawah 10mm. Lensa fisheye ini akan menghasilkan gambar yang unik, sangat distorsi sampai gambar melingkar yang menghubungkan antara sisi sisi gambar/foto.
Karena lensa fisheye adala lensa kamera yang spesial, digunakan juga yang spesial-spesial, contoh nya jika seorang fotografet ingin menampilkan effek fisheye pada fotonya. Salah satu contoh dari lensa Fisheye adalah Lensa Canon EF 8-15mm f/4L fisheye USM.

Jenis Lensa Yang Sering Dijumpai

Jenis lensa yang sering dijumpai ada 2 macam. Apa itu ? pasti sering dengar dan mungkin anda mempunyai kedua jenis lensa ini. Mari kita Simak.

1. Lensa Zoom Kamera

Lensa zoom kamera merupakan lensa yang bisa di zoom, atau lensa yang memiliki rentang focal length, misal lensa Canon EFS 18-mm IS, itu merupakan lensa zoom.

2. Lensa Fix Kamera

Lensa fix kamera merupakan lensa yang sudah ditetapkan focal length nya, tidak bisa di zoom, jadi yang maju mundur adalah fotografernya. Lensa fix cenderung lebih tajam hasilnya dibandingkan dari lensa zoom. (kelas yang sama). Contoh dari lensa fix adalah lensa Canon 50mm f1.8.

Tips Foto Kembang Api Tahun Baru

Foto kembang api menjadi menu wajib saat terjadi pesta kembang api  yang diselenggarakan minimal setiap malam tahun baru. Bagaimana membuat foto kembang api yang menarik dan tajam? Ikuti tips memotret kembang api dibawah ini agar foto kembang api tahun baru anda lebih oke:
Tips foto kembang api tahun baru

Jangan Menebak Arah Kembang Api

Salah satu kesulitan utama memotret kembang api adalah karena arah munculnya susah ditebak, karena itu jangan menebaknya. Cukup arahkan lensa dan set zoom anda supaya bisa menyapu area yang cukup luas (lensa zoom standar cukup ideal dipakai pada kondisi ini). Dengan begitu, dimanapun munculnya kembang anda bisa memotretnya dengan baik. Baru setelah anda mengeditnya di komputer, kita bisa crop foto sesuai selera, apakah mau crop sempit hanya di ujung kembangnya saja ataukah luas mencakup area sekelilingnya. Idelanya, kita bisa menanyakan pada panitia pesta kembang api tahun baru mengenai teknis peluncuran, disebelah mana diluncurkan dan ke arah mana arah saja meluncurnya kembang api tersebut. Dengan begitu kita bisa memilih posisi terbaik dimana kita bisa membuat kompoisi foto yang paling ideal.

Tripod Wajib Dipakai

Sehebat apapun tangan menjaga kestabilan kamera, akan sangat sulit menghasilkan foto kembang api yang tajam dan tidak berbayang. Anda wajib membawa tripod jika menginginkan foto kembang api yang layak dipajang di ruang tamu atau di upload di komunitas foto. Selain tripod standar yang agak merepotkan, anda juga bisa memanfaatkan Gorillapod. Selain tripod, jika anda memiliki shutter release (baik kabel maupun wireless) bawa dan pakailah. Dengan shutter release, mata anda akan bisa bebas mengawasi langit sehingga kemungkinan anda memperoleh momen yang pas lebih besar. (Baca tips membeli tripod).

Gunakan Resolusi Terbesar Kamera Agar Foto Kembang Api Anda Oke Di Crop

Gunakan ukuran foto terbesar yang bisa dihasilkan kamera anda. Set ukuran file Large dikamera anda (Baca lebih jauh mengenai piksel dan resolusi disini). Jadi saat mau di crop, hasil foto yang sudah dipotong masih cukup bagus untuk dicetak ukuran besar. Lebih ideal lagi jika kamera memiliki fitur RAW, manfaatkanlah. Jangan lupa gunakan ISO rendah 100 atau 200 agar noise terjaga.

Matikan Autofokus

Karena arah munculnya lumayan acak dengan gerakan yang cukup cepat ditambah kondisi minim cahaya, autofokus kamera akan keteteran. Matikan autofokus dan gunakan fokus manual (baca cara menggunakan manual fokus disini). Cara paling mudah adalah di manual fokus, set fokus lensa di infinity (baca cara set fokus ke infinity disini). Satu lagi, jangan lupa saat anda mengubah zoom lensa, set fokus yang baru)

Matikan Flash

Flash dikamera anda tidak akan berguna sama sekali saat pemotretan kembang api karena jangkauannya yang pendek dan bahkan bisa memperburuk foto karena menerangi daerah yang tidak perlu, karena itu matikan.

Tips Setting Eksposur

Lebih baik gunakan mode manual eksposur, dan untuk kondisi pemotretan kembang api pada umumnya, pakai setting eksposur berikut: Kecepatan kembang api normal: Aperture F/16 -  Shutter 2 detik dan ISO 100 atau Aperture: f/14 – shutter 2 detik dan ISO 200; Kembang api rentetan cepat: Aperture: f/18 – Shutter 1.25 detik dan ISO 100
Tentu saja anda bisa bebas merubah setting sesuai selera jika mau, ini hanya sekedar saran. Tips: Jika anda mengikutkan bagian bangunan, ukur eksposur dibangunan tadi lalu ubah sedikit di under. Baca pengertian exposure disini.

Memotretlah Sebanyak – banyaknya

Ya, karena anda tidak perlu membeli film, jangan batasi diri, bidik dan jepret sebanyak yang anda mau. Makin banyak anda jepret, paling tidak makin banyak foto bagus yang bisa didapat. Jangan malu kalau terlihat heboh sendiri, kalau hasilnya bagus malunya terbayar lunas

Oke, selamat menghasilkan foto kembang api yang bagus (y)

Kamera-kamera DSLR terbaru makin oke untuk merekam video







 Fitur rekam video di kamera DSLR menurut saya merupakan fitur yang sangat menarik. Bisa dibilang saat kita membeli kamera DSLR untuk fotografi, maka bonusnya adalah kamera tersebut bisa juga dipakai untuk merekam video. Dengan begitu tidak perlu bawa handycam atau alat rekam video khusus, kita bisa buat video yang kualitasnya berani diadu. Walau sifatnya mungkin sekedar bonus, fitur video di kamera DSLR tidak bisa dibilang ‘asal ada’ dan hasil videonya bukan ‘asal jadi’ melainkan dalam beberapa hal bisa mengalahkan camcorder khusus. Maka itu saat ini mulai banyak orang yang memanfaatkan kamera DSLR untuk membuat klip video baik pribadi maupun komersil, seperti dokumenter, musik, hingga film pendek.
Mengapa banyak orang yang memilih kamera DSLR sebagai sarana untuk membuat video? Bukan cuma karena praktis, tapi karena alasan teknis yang memang menjadi keunggulan kamera DSLR. Sebutlah misalnya ukuran sensor DSLR yang jauh lebih besar dari kamera rekam video, menjanjikan kualitas video yang oke, ruang tajam (DoF) yang tipis laksana film bioskop, dan gambar yang rendah noise walau dipakai di tempat kurang cahaya. Belum lagi dukungan lensa yang beragam untuk segala kebutuhan skenario video seperti lensa lebar, lensa fix dan lensa tele.
dslr-video-stabilizerTapi fitur video di kamera DSLR bukanlah fitur utama, karena bagaimanapun kamera DSLR ditujukan untuk memotret. Maka itu desain bodinya tidak dirancang untuk stabil saat merekam video. Tanpa bantuan aksesori penstabil seperti rig atau shoulder rig, maka video yang direkam bakal terlihat bergoyang-goyang. Belum lagi desain dalamnya kamera DSLR tidak diantisipasi untuk merekam video sehingga banyak kompromi (issue) seperti sensor yang panas kalau merekam lama, dan juga soal auto fokus yang masih belum bisa setara dengan kamera khusus rekam video. Hal ini karena mekanisme di dalam DSLR yang mengandung cermin dan titik fokus, yang mengharuskan cermin terangkat saat sedang live-view dan rekam video, sehingga titik fokus yang ada tidak lagi berfungsi. Untuk auto fokus akhirnya memakai deteksi kontras yang lebih lambat.
Kabar baiknya adalah, semakin hari teknologi kamera DSLR semakin matang, khususnya dalam hal fitur video. Hal ini karena produsen mengantisipasi permintaan yang tinggi akan DSLR videografi. Kita akan lihat kamera-kamera DSLR generasi baru yang semakin oke untuk merekam video, bahkan kamera tingkat dasar seharga 6 jutaan sekalipun.

DSLR Canon

Merk Canon sudah dikenal lama sebagai produsen peralatan video dan broadcast, maka dalam hal kamera DSLR juga banyak dikenal oke untuk merekam klip video. Masalah yang mereka hadapi adalah, lensa Canon yang sudah ada tidak dirancang untuk merekam video sehingga autofokusnya yang cepat justru tidak cocok diaplikasikan di video. Maka itu Canon membuat lensa generasi baru yang lebih oke untuk video, diberi kode nama STM (Stepper motor) yang cirinya auto fokusnya halus, putaran fokusnya tidak terlalu cepat dan suara motornya tidak akan ikut terekam. Saat ini memang baru ada lensa EF-S 18-55mm STM, EF 40mm STM dan EF-S 18-135mm STM, tapi lensa Canon lain yang non STM pilihannya sangat banyak. Sebagai catatan, lensa Canon yang bukan STM tetap bisa dipakai untuk merekam video.
canon-700d
Semua kamera DSLR Canon terbaru sudah bisa merekam video full HD 1920×1080 progressive dengan pilihan 24 fps atau 25fps (untuk PAL) dan 30 fps (untuk NTSC) dengan format encoding MPEG-4 AVC H.264. Pada pilihan HD 1280×720 tersedia frame rate 50 fps/60 fps yang cocok untuk slow motion.
Sound
Untuk merekam suara, sudah tersedia microphone di bodi, dan juga ada colokan mic eksternal serta pengaturan tingkat audio, termasuk wind filter dan attenuator untuk meredam suara derau angin.
Kamera Canon modern sudah dilengkapi dengan prosesor Digic 5+ yang lebih baru, maka video yang dihasilkan lebih minim moire dan tidak mudah mengalami rolling shutter (kecuali EOS 700D masih memakai Digic 5).
Beberapa catatan saya untuk beberapa produk DSLR Canon generasi baru :

EOS 700D : value DSLR

Kamera EOS 700D ada di segmen menengah bawah, namun sudah punya fitur video yang mantap. Sejak era EOS 650D, Canon memberikan juga fitur Video Snapshot yang akan mengambil klip singkat (8 detik atau kurang) yang bisa digabung otomatis oleh kamera. Untuk urusan rekam video ada jalan pintas dengan menggeser tuas On-Off ke arah atas, sedikit berbeda dengan kamera EOS lama yang harus memutar roda mode dial ini ke simbol movie.
Mode dial 700d
Kamera EOS 700D dengan prosesor Digic 5 menjadi kamera yang menyenangkan untuk merekam video karena sudah mengadopsi sistem layar sentuh, juga punya deteksi fasa untuk auto fokusnya (apalagi bila dipadukan dengan lensa STM). Memilih titik fokus bisa dilakukan dengan hanya menyentuh area di layar. Merubah shutter, bukaan dan ISO semua bisa dilakukan saat merekam video, asal mode dial berada di posisi M (Manual). EOS 700D sudah punya stereo mic built-in dan juga colokan mic eksternal.

EOS 70D : fokus cepat berkat dual pixel AF

Canon EOS 70D berada di segmen menengah atas, tentunya punya fitur video yang lebih mantap. EOS 70D juga punya dual pixel AF yang bisa bantu auto fokus saat rekam video jadi lebih cepat, khususnya untuk fokus kontinu. Kecanggihan kamera 70D dalam urusan video adalah adanya pilihan memakai kompresi IPB untuk kebutuhan biasa, atau All-I untuk editing.
Clipboard-1
Sekeping kartu 16GB bisa menyimpan 64 menit video bila memakai kompresi IPB, namun hanya bisa menyimpan 22 menit video bila memakai All-I. Kamera ini juga sudah bisa menyisipkan time code untuk kemudahan sinkronisasi saat editing.
Frame rate 60 fps bisa dicapai untuk resolusi 1280×720, sedangkan pada 1920×180 tersedia 24fps, 25fps dan 30fps. Sayangnya belum ada colokan untuk headphone di EOS 70D.

EOS 5D mk III : Full frame fitur lengkap

canon_5d3_in-outInilah kamera andalan Canon untuk segmen foto maupun video, dengan sensor full frame dan fitur lengkap, EOS 5D mark III melanjutkan sukses 5D mark II yang jadi kamera pertama yang bisa merekam full HD saat itu. Kamera ini ditenagai prosesor Digic 5+, bisa merekam dengan kompresi IPB dan All-I, ada fitur SMTPE timecode embedding, juga menyediakan port headphone untuk monitoring audio. Dengan firmware baru v.1.2.1 maka 5D mark III bisa mengeluarkan video uncompressed, YCbCr 4:2:2 melalui port HDMI untuk stream video digital tanpa kompresi. Berguna bila kita ingin hubungkan kamera ini ke sistem lain seperti recorder atau encoder terpisah. Dengan bodinya yang sudah tahan cuaca, maka merekam video outdoor dalam segala kondisi tidak jadi masalah memakai EOS 5D mark III ini.

DSLR Nikon

Nikon dikenal kuat dalam sejarah fotografi, namun tidak punya banyak pengalaman di bidang videografi. Uniknya, Nikon justru jadi pelopor kamera DSLR yang bisa rekam video, saat meluncurkan Nikon D90 di tahun 2008. Sejak saat itu hingga kini, Nikon terus konsisten menyempurnakan kamera DSLR mereka untuk kebutuhan rekam video. Tidak seperti Canon yang membuat lensa STM generasi baru khusus untuk merekam video, untuk merekam video Nikon mempersilahkan penggunanya untuk memakai lensa-lensa Nikon yang sudah ada. Di kamera generasi terbarunya, Nikon menyediakan berbagai pilihan kualitas video mulai dari full HD 1080p dengan 24, 25 dan 30 fps serta HD 720p dengan 50/60 fps dengan codec AVC MPEG-4 sehingga secara teknis sudah setara dengan kamera DSLR dari Canon.
Pada dasarnya kamera DSLR Nikon juga bisa diatur manual eksposur untuk merekam video, hanya pengaturannya agak sedikit lebih rumit dari Canon khususnya pengaturan bukaan lensanya. Beberapa catatan saya untuk beberapa produk DSLR Nikon generasi baru :

D5300 : pemula lengkap

Nikon D5300 termasuk kamera andalan Nikon untuk bersaing dengan Canon sebagai kamera yang oke untuk foto dan video. Ciri Nikon D5300 (dan Nikon sebelumnya seperti D5200, D5100 dan D5000) adalah punya layar LCD yang bisa dilipat supaya lebih fleksibel saat merekam video dengan angle sulit. Kamera ini sudah oke untuk merekam video karena bisa merekam video dengan resolusi full HD, banyak pilihan frame rate dan sudah bisa auto fokus kontinu dengan memilih mode AF-F. Dengan dukungan prosesor Expeed 4 maka D5300 sanggup memberi frame rate 60 fps progresif pada resolusi full HD 1920×1080 (kamera lain umumnya hanya bisa 60 fps pada resolusi 1280×720).
D5300
Mic di kamera Nikon D5300 sudah stereo, lalu untuk hasil audio yang lebih profesional tersedia juga colokan mic eksternal dan yang paling asyik adalah, kamera ini bisa memberikan uncompressed video out melalui port HDMI, berguna untuk ditampilkan ke monitor LCD atau direkam oleh eksternal recorder. Suatu fitur yang biasanya diberikan hanya di kamera DSLR kelas atas, justru bisa ditemukan di D5300 yang harganya di kisaran 8 jutaan.

Kamera Nikon lainnya : D7100 (DX) dan D610 (FX)

Kamera Nikon lainnya yang kelasnya diatas D5300 adalah Nikon D7100 dan Nikon D610, yang pada dasarnya sama baiknya untuk merekam video. Hanya saja karena keduanya masih memakai prosesor Expeed 3 maka mereka tidak bisa memberi frame rate 60fps pada resolusi 1080p. Nikon D7100 sendiri dalam urusan video menyempurnakan seri D7000 dengan menambahkan stereo mic, sedangkan D610 yang hadir sebagai minor update dari D600 tampaknya tidak memberi perubahan  di fitur videonya. Justru dalam hal microphone di D610 masih sama seperti D600 memakai mic mono (terletak di atas logo D610) yang agak mengherankan mengingat harga kamera D610 yang mencapai 20 jutaan.
nikon-d610-body_front
Keunggulaan D610 sebagai kamera full frame (FX) adalah ukuran sensornya yang besar, dan Nikon menyediakan mode video FX dan DX di kamera D610, sehingga pengguna bisa memilih bidang gambar yang diinginkan. Bila memilih mode video DX di kamera D610 maka gambarnya akan menjadi lebih tele (crop 1,5x) yang cukup berguna dalam banyak kondisi.
FX DX mode
Seperti yang dijumpai di D5300, fitur uncompressed video out lewat port HDMI juga bisa ditemui di kamera D7100 dan D610. Khusus untuk D610 terdapat juga colokan untuk headphone yang membantu monitoring audio yang sedang direkam.

Kesimpulan

Kamera DSLR perlahan tapi pasti semakin menyempurnakan fitur videonya, dan ini terlihat dari produk terbaru yang lebih oke untuk merekam video. Dari semua pilihan yang ada, saya menyukai Canon EOS 70D yang bila dipadukan dengan lensa STM, akan menjadi kamera yang maksimal dalam urusan auto fokus. Terobosan dual pixel AF memang bisa jadi solusi untuk mengatasi lambatnya auto fokus di kamera DSLR, apalagi dengan dukungan layar sentuh yang memudahkan untuk kita memilih titik fokus yang kita inginkan. Selain itu 70D bisa memberi pilihan kompresi All-I yang hasil videonya lebih bagus, namun lebih cepat membuat kartu memori penuh.
Di kubu Nikon saya terkesan dengan D5300 yang didukung oleh prosesor terbaru, membuatnya bisa merekam video 1080p 60fps untuk slow motion yang mulus. Bahkan sampai tulisan ini ditulis, tidak satupun kamera DSLR Canon yang bisa mencapai 1080p 60 fps. Belum lagi dengan harga yang dibawah 10 juta, D5300 memberikan kemampuan untuk clean uncompressed video via kabel HDMI. Sayangnya Nikon tidak (belum?) memiliki kamera yang bisa deteksi fasa saat merekam video (seperti Canon 700D dan 70D), dan belum menyediakan fitur layar sentuh. Tapi bila anda merekam video dengan manual fokus, hal ini tidak jadi sebuah masalah. Jadi masing-masing masih punya plus minus sendiri, tergantung kita memilihnya.